BINTANG film gaek Robert De Niro tidak pernah setengah-setengah dalam berakting. Pada film “Raging Bull”, dia rela menggemukkan badannya sampai bertambah 27 Kg sebagai Jake LaMotta. Suatu usaha yang berhasil mengantarnya memenangi penghargaan Oscar aktor terbaik tahun 1980. Cerita dedikasi De Niro pada dunia akting tidak sampai di situ. Masih ada cerita lainnya. Ia pernah menggerinda giginya demi perannya dalam film “Cape Fear”.
Sutradara Martin Scorsese yang telah mengarahkan aktor legendaris itu dalam delapan film mempunyai penilaian sendiri. Dalam pendapatnya Scorsese berkata, “De Niro tidak pernah ingin dilihat sebagai orang besar ataupun menilai orang lain berlebihan. Yang dilakukannya jika mendapat peran, ia akan luruh dalam karakter itu.”
Dedikasi bintang yang dinominasikan 6 kali penghargaan oscar (dua kali diantaranya dimenangkan) itu belum berubah. Pada garapan film terbarunya, “The Good Shepherd”, ia berkonsentrasi 100 %. Ia rela menolak peran dalam “The Departed” yang dikemudian hari diambil oleh Jack Nicholson. Padahal, film garapan Martin Scorsese tersebut benar-benar sebagai salah satu film yang diimpikannya. Dia berkata, “Saya sangat menginginkan peran itu. Saya berharap saya dapat ambil bagian. Tetapi saya sedang mempersiapkan proyek pembuatan “The Good Shepherd”. Waktu saya tidak cukup untuk peran itu. Saya telah mencoba, tapi hasilnya sepertinya tidak maksimal.”
Dalam film “The Good Shepherd”, Robert De Niro menyutradarai sekaligus memainkan karakter dalam film drama-thriller itu. Film garapan penyutradaran De Niro yang kedua ini mengungkap sisi gelap dunia inteligen nan sarat kecamuk dan romantika. Bintang yang mampu menyelesaikan 24 film dalam 19 tahun karirnya itu memainkan karakter pejabat intelegen yang berwenang menjadikan seseorang jadi agen OSS, cikal bakal CIA. De Niro mengarahkan Matt Damon, Angelina Jolie, dan Alec Baldwin.
Mungkin itulah alasan eksitensinya di dunia akting tetap berkibar hingga kini. Ketenarannya yang tetap terjaga membuat De Niro dijuluki “King Komedi”, jika merujuk pada setiap hits film komedi yang dibintanginya. Sebut saja seperti film “Midnight Run” (1988), film sekuel “Analyze This” (1999) dan “Analyze That” (2002), “Meet The Parents” (2000), serta “Meet The Fockers” (2004). Kini De Niro tidak hanya mampu berakting di depan kamera, tetapi di belakang kamera pun dia berkarya. Tahun 1993 De Niro mulai debut pertamanya untuk menyutradarai film “Bronx Tale” yang diterima dengan baik di masyarakat.
Terlahir dengan nama Robert Mario DeNiro Jr. De Niro lahir 17 Agustus 1943 di New York dari ayah seorang seniman ekspresionis beraliran abstrak, Robert DeNiro Sr. dan dari ibu seorang pelukis, Virginia Admiral. Mereka bercerai ketika De Niro berumur dua tahun Kakek neneknya yang asli orang Italia, Mario dan Sofia Di Niro berpindah dari Ferrazzano, Provinsi Campobasso, Molise di awal abad 20 ke New York.
Di usia sepuluh tahun, De Niro tampil dalam sebuah film produksi lokal “Wizard of Oz” sebagai Cowardly Lion. Ibunya memasukkan dia ke sekolah asrama The Little Red School. Kemudia De Niro melanjutkan sekolahnya di Sekolah Menengah Musik dan Seni New York. Tetapi dia keluar dari sekolah dan bergabung dengan gang jalanan Little Italy. Di umur 18, dia pindah ke Paris bersama ayahnya tetapi di sana dia mengalami depresi berat. Akhirnya dia belajar di teater mempelajari bagaimana berperan.
Aktor yang pernah dipanggil dengan Bobby Milk, karena wajahnya yang terlihat pucat ketika kecil, berkembang di bawah bimbingan Lee Strasberg, salah seorang tutor terbesar yang mengenalkan De Niro pada dunia acting. Kemudian De Niro masuk ke Studio Akting asuhan Stella Adler. De Niro terkenal di panggung Broadway, tetapi kemudian dia mengukuhkan dirinya sebagai aktor terkenal yang “sembunyi” dari dunia selebritis.
Pada tahun 1963, De Niro mulai main untuk debut pertamanya bersama Brian De Palma dalam “The Wedding Party” yang tidah langsung dirilis hingga tahun 1969. Setelah tampil dalam beberapa film kecil, bintang yang memulai karir di Manhattan ini, tampil dalam “Bang The Drum Slowly” (1973). Untuk perannya itu, dia meraih penghargaan New York Film Critics Circle Award. Pada tahun yang sama, De Niro main dalam film mafia “Mean Streets”, film pertamanya bersama dengan sutradara peraih penghargaan oscar Martin Scorsese. Dengan bekal penghargaan pertamadan kerja sama dengan sutradara besar itu, De Niro mencoba meraih penghargaan tertinggi di dunia akting, Oscar. Secara kebetulan, De Niro main dalam film “The Godfather II” sebagai Don Vito Corleone muda dan berhasil mendapat nominasi Oscar tahun 1975 untuk Peran Pembantu Terbaik. Ternyata dewi fortuna memang dipihaknya, dia pun berhasil menyabet tropi itu. Sedangkan debut penyutradaraannya tahun 1993 yang diberi judul “A Bronx Tale”.
Pada tahun 1977 De Niro dinominasikan sebagai Aktor Terbaik untuk perannya sebagai Travis Bickle dalam film “Taxi Driver” dan pada tahun 1979 dinominasikan kembali dengan nominee yang sama untuk perannya sebagai Michael Vronsky dalam film “The Deer Hunter”. Dan akhirnya pada tahun 1980 dia berhasil membawa pulang oscar sebagai Aktor Terbaik untuk perannya dalam film “Raging Bull”. Beberapa dekade kemudian, De Niro kembali mendapat nominee untuk film “Awakenings” dan film “Cape Fear” tahun 1992.
Sutradara Martin Scorsese yang telah mengarahkan aktor legendaris itu dalam delapan film mempunyai penilaian sendiri. Dalam pendapatnya Scorsese berkata, “De Niro tidak pernah ingin dilihat sebagai orang besar ataupun menilai orang lain berlebihan. Yang dilakukannya jika mendapat peran, ia akan luruh dalam karakter itu.”
Dedikasi bintang yang dinominasikan 6 kali penghargaan oscar (dua kali diantaranya dimenangkan) itu belum berubah. Pada garapan film terbarunya, “The Good Shepherd”, ia berkonsentrasi 100 %. Ia rela menolak peran dalam “The Departed” yang dikemudian hari diambil oleh Jack Nicholson. Padahal, film garapan Martin Scorsese tersebut benar-benar sebagai salah satu film yang diimpikannya. Dia berkata, “Saya sangat menginginkan peran itu. Saya berharap saya dapat ambil bagian. Tetapi saya sedang mempersiapkan proyek pembuatan “The Good Shepherd”. Waktu saya tidak cukup untuk peran itu. Saya telah mencoba, tapi hasilnya sepertinya tidak maksimal.”
Dalam film “The Good Shepherd”, Robert De Niro menyutradarai sekaligus memainkan karakter dalam film drama-thriller itu. Film garapan penyutradaran De Niro yang kedua ini mengungkap sisi gelap dunia inteligen nan sarat kecamuk dan romantika. Bintang yang mampu menyelesaikan 24 film dalam 19 tahun karirnya itu memainkan karakter pejabat intelegen yang berwenang menjadikan seseorang jadi agen OSS, cikal bakal CIA. De Niro mengarahkan Matt Damon, Angelina Jolie, dan Alec Baldwin.
Mungkin itulah alasan eksitensinya di dunia akting tetap berkibar hingga kini. Ketenarannya yang tetap terjaga membuat De Niro dijuluki “King Komedi”, jika merujuk pada setiap hits film komedi yang dibintanginya. Sebut saja seperti film “Midnight Run” (1988), film sekuel “Analyze This” (1999) dan “Analyze That” (2002), “Meet The Parents” (2000), serta “Meet The Fockers” (2004). Kini De Niro tidak hanya mampu berakting di depan kamera, tetapi di belakang kamera pun dia berkarya. Tahun 1993 De Niro mulai debut pertamanya untuk menyutradarai film “Bronx Tale” yang diterima dengan baik di masyarakat.
Terlahir dengan nama Robert Mario DeNiro Jr. De Niro lahir 17 Agustus 1943 di New York dari ayah seorang seniman ekspresionis beraliran abstrak, Robert DeNiro Sr. dan dari ibu seorang pelukis, Virginia Admiral. Mereka bercerai ketika De Niro berumur dua tahun Kakek neneknya yang asli orang Italia, Mario dan Sofia Di Niro berpindah dari Ferrazzano, Provinsi Campobasso, Molise di awal abad 20 ke New York.
Di usia sepuluh tahun, De Niro tampil dalam sebuah film produksi lokal “Wizard of Oz” sebagai Cowardly Lion. Ibunya memasukkan dia ke sekolah asrama The Little Red School. Kemudia De Niro melanjutkan sekolahnya di Sekolah Menengah Musik dan Seni New York. Tetapi dia keluar dari sekolah dan bergabung dengan gang jalanan Little Italy. Di umur 18, dia pindah ke Paris bersama ayahnya tetapi di sana dia mengalami depresi berat. Akhirnya dia belajar di teater mempelajari bagaimana berperan.
Aktor yang pernah dipanggil dengan Bobby Milk, karena wajahnya yang terlihat pucat ketika kecil, berkembang di bawah bimbingan Lee Strasberg, salah seorang tutor terbesar yang mengenalkan De Niro pada dunia acting. Kemudian De Niro masuk ke Studio Akting asuhan Stella Adler. De Niro terkenal di panggung Broadway, tetapi kemudian dia mengukuhkan dirinya sebagai aktor terkenal yang “sembunyi” dari dunia selebritis.
Pada tahun 1963, De Niro mulai main untuk debut pertamanya bersama Brian De Palma dalam “The Wedding Party” yang tidah langsung dirilis hingga tahun 1969. Setelah tampil dalam beberapa film kecil, bintang yang memulai karir di Manhattan ini, tampil dalam “Bang The Drum Slowly” (1973). Untuk perannya itu, dia meraih penghargaan New York Film Critics Circle Award. Pada tahun yang sama, De Niro main dalam film mafia “Mean Streets”, film pertamanya bersama dengan sutradara peraih penghargaan oscar Martin Scorsese. Dengan bekal penghargaan pertamadan kerja sama dengan sutradara besar itu, De Niro mencoba meraih penghargaan tertinggi di dunia akting, Oscar. Secara kebetulan, De Niro main dalam film “The Godfather II” sebagai Don Vito Corleone muda dan berhasil mendapat nominasi Oscar tahun 1975 untuk Peran Pembantu Terbaik. Ternyata dewi fortuna memang dipihaknya, dia pun berhasil menyabet tropi itu. Sedangkan debut penyutradaraannya tahun 1993 yang diberi judul “A Bronx Tale”.
Pada tahun 1977 De Niro dinominasikan sebagai Aktor Terbaik untuk perannya sebagai Travis Bickle dalam film “Taxi Driver” dan pada tahun 1979 dinominasikan kembali dengan nominee yang sama untuk perannya sebagai Michael Vronsky dalam film “The Deer Hunter”. Dan akhirnya pada tahun 1980 dia berhasil membawa pulang oscar sebagai Aktor Terbaik untuk perannya dalam film “Raging Bull”. Beberapa dekade kemudian, De Niro kembali mendapat nominee untuk film “Awakenings” dan film “Cape Fear” tahun 1992.