Dalam setahun, ada 322 hari yang digunakan Ryan Bingham (George Clooney) di antara awan, di atas kursi kelas bisnis pesawat, dan hotel mewah untuk sesekali menyentuh bumi untuk memecat karyawan perusahaan orang lain. Ini sebuah profesi yang tidak enak: Ryan disewa untuk menyampaikan berita buruk bagi karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja. Para direktur biasanya tak punya nyali untuk memecat karyawannya sendiri, terutama mereka yang sudah bekerja belasan tahun. Tapi itulah hidup. Perusahaan tempat Ryan Bingham adalah sekumpulan kapak yang bertugas memenggal setiap harapan hidup.
Tapi ini bukan kisah kemanusiaan. Ini adalah kisah Ryan Bingham yang begitu bangga mengejar ribuan kilometer di atas awan hanya untuk mendapatkan sebuah kartu platinum yang menandakan dia seorang langganan penumpang yang istimewa; VIP; penting. Menjadi orang yang diistimewakan sungguh penting bagi Ryan. Pilihan hidupnya adalah tidak menikah, tidak punya pacar tetap; tidak punya rumah, tidak punya komitmen apa pun dalam hidup kecuali terbang dari satu kota ke kota lain untuk memecat dan pergi.
Di antara perburuan menuju target ribuan kilometer di udara, Ryan bertemu dengan dua perempuan yang akan mengubah gaya hidup dan pilihannya yang sungguh dangkal dan banal. Yang pertama adalah Alex (Vera Farmiga), yang juga lebih banyak hidup dalam perjalanan, dan bertubuh begitu fleksibel hingga bercinta di dalam toilet pesawat yang sempit pun, menurut dia, tak ada persoalan. ”Aku adalah kamu,” kata Alex, yang mengaku tak akan menuntut apa pun dari Ryan, ”hanya, bedanya, aku memiliki vagina.”
Maka jadilah pasangan yang cocok di udara itu menyusun jadwal untuk bertemu di salah satu perhentian mereka, untuk bergumul, untuk kemudian berpisah dan terbang lagi.
Perempuan kedua adalah Natalie (Anna Kendrick), seorang perempuan muda berusia 20-an tahun, yang berbuih-buih dengan ambisi untuk segera maju. Ide yang dikemukakan di kantor tempat Ryan bekerja adalah potong semua ongkos penerbangan, dan pecatlah karyawan melalui teknologi komputer belaka. Mudah, murah, dan efektif, meski tidak manusiawi sama sekali. Ide ini mengguncang Ryan, yang seumur hidupnya telah berumah di udara.
Sutradara Jason Reitman, yang namanya langsung melejit setelah film pertamanya, Juno, mendapat pujian kritikus film, kini semakin menggunakan humor gelapnya tentang bagian yang paling ditakuti manusia: hidup sendirian tanpa kepastian.
Pertemuan Ryan dengan Alex membuat dia menyadari bahwa ternyata rasa keterikatan bukan sesuatu yang bisa dihalangi. Ketika Ryan pertama kali mematahkan rutinitasnya dan menghadiri perkimpoian adiknya di kampungnya, barulah dia menyadari bahwa di dasar hatinya yang paling bawah dia menginginkan sebuah hubungan yang berarti. Sebuah sentuhan atau koneksi dengan hati manusia yang lain.
Ketika Ryan mulai menyadari perubahan sikap dan hatinya pada hubungan manusia, justru ia kemudian terbentur oleh sosok dirinya sendiri. Alex adalah sosok seperti dirinya; bedanya, dia perempuan.
Vera Farmiga, Anna Kendrick, dan Jason Bateman tampil cemerlang. Tapi ini adalah film milik George Clooney. Dia akan bersaing ketat dengan Jeff Bridges (dalam film Crazy Heart), yang sama-sama dinominasikan sebagai aktor terbaik Academy Awards.
Film Up in the Air adalah perjalanan seseorang yang selama ini mengira kakinya dijejakkan di udara. Tapi ternyata selama ini, dia tahu, rumah yang sesungguhnya adalah di bumi.
Judul: UP IN THE AIR Sutradara: Jason Reitman Skenario: Jason Reitman, Sheldon Turner Berdasarkan novel karya Walter Kirn Pemain: George Clooney, Vera Farmiga, Anna Kendrick
(Dari Majalah TEMPO Edisi 53/XXXVIII 22 Februari 2010)
Tapi ini bukan kisah kemanusiaan. Ini adalah kisah Ryan Bingham yang begitu bangga mengejar ribuan kilometer di atas awan hanya untuk mendapatkan sebuah kartu platinum yang menandakan dia seorang langganan penumpang yang istimewa; VIP; penting. Menjadi orang yang diistimewakan sungguh penting bagi Ryan. Pilihan hidupnya adalah tidak menikah, tidak punya pacar tetap; tidak punya rumah, tidak punya komitmen apa pun dalam hidup kecuali terbang dari satu kota ke kota lain untuk memecat dan pergi.
Di antara perburuan menuju target ribuan kilometer di udara, Ryan bertemu dengan dua perempuan yang akan mengubah gaya hidup dan pilihannya yang sungguh dangkal dan banal. Yang pertama adalah Alex (Vera Farmiga), yang juga lebih banyak hidup dalam perjalanan, dan bertubuh begitu fleksibel hingga bercinta di dalam toilet pesawat yang sempit pun, menurut dia, tak ada persoalan. ”Aku adalah kamu,” kata Alex, yang mengaku tak akan menuntut apa pun dari Ryan, ”hanya, bedanya, aku memiliki vagina.”
Maka jadilah pasangan yang cocok di udara itu menyusun jadwal untuk bertemu di salah satu perhentian mereka, untuk bergumul, untuk kemudian berpisah dan terbang lagi.
Perempuan kedua adalah Natalie (Anna Kendrick), seorang perempuan muda berusia 20-an tahun, yang berbuih-buih dengan ambisi untuk segera maju. Ide yang dikemukakan di kantor tempat Ryan bekerja adalah potong semua ongkos penerbangan, dan pecatlah karyawan melalui teknologi komputer belaka. Mudah, murah, dan efektif, meski tidak manusiawi sama sekali. Ide ini mengguncang Ryan, yang seumur hidupnya telah berumah di udara.
Sutradara Jason Reitman, yang namanya langsung melejit setelah film pertamanya, Juno, mendapat pujian kritikus film, kini semakin menggunakan humor gelapnya tentang bagian yang paling ditakuti manusia: hidup sendirian tanpa kepastian.
Pertemuan Ryan dengan Alex membuat dia menyadari bahwa ternyata rasa keterikatan bukan sesuatu yang bisa dihalangi. Ketika Ryan pertama kali mematahkan rutinitasnya dan menghadiri perkimpoian adiknya di kampungnya, barulah dia menyadari bahwa di dasar hatinya yang paling bawah dia menginginkan sebuah hubungan yang berarti. Sebuah sentuhan atau koneksi dengan hati manusia yang lain.
Ketika Ryan mulai menyadari perubahan sikap dan hatinya pada hubungan manusia, justru ia kemudian terbentur oleh sosok dirinya sendiri. Alex adalah sosok seperti dirinya; bedanya, dia perempuan.
Vera Farmiga, Anna Kendrick, dan Jason Bateman tampil cemerlang. Tapi ini adalah film milik George Clooney. Dia akan bersaing ketat dengan Jeff Bridges (dalam film Crazy Heart), yang sama-sama dinominasikan sebagai aktor terbaik Academy Awards.
Film Up in the Air adalah perjalanan seseorang yang selama ini mengira kakinya dijejakkan di udara. Tapi ternyata selama ini, dia tahu, rumah yang sesungguhnya adalah di bumi.
Judul: UP IN THE AIR Sutradara: Jason Reitman Skenario: Jason Reitman, Sheldon Turner Berdasarkan novel karya Walter Kirn Pemain: George Clooney, Vera Farmiga, Anna Kendrick
(Dari Majalah TEMPO Edisi 53/XXXVIII 22 Februari 2010)